Pengikut

Cari

09 November 2011

HORE REMUNERASI CAIR !!!

Alhamdullilah….. itu kalimat pertama yang terucap ketika membaca teks berjalan di TV One, yang bunyinya kalo tidak salah “ Dana Remunerasi TNI Polri cair sebesar……” jumlahnya lupa tapi tulisan itu cukup membuat lega anggota TNI Polri dan keluarganya. Setelah sekian lama hanya menjadi issue dan wacana akhirnya tunjangan kinerja alias remunerasi atau yang biasa kita sebut Bang Remon atau si Mumun akhirnya turun juga yang katanya melewati proses tarik ulur di DPR.
Aku memang bukan anggota DPR atau pemerintah yang gak paham kebijaksanaan Negara, tapi si Bang remon ini memang pantas diberikan untuk TNI Polri, mereka mengemban tugas Negara yang mempertaruhkan jiwa raga sudah selayaknya pengorbanan itu dibayar dengan penghargaan yang pantas. Sangat menyakitkan ketika kasus Gayus mencuat, ternyata si Gayus yang KKN maha besar ini sudah menerima gaji yang bagi anggota TNI Polri sangat besar kelas Jendral. Alasan Negara menggaji Departemennya si Gayus dengan gaji besar karena pekerjaannya godaannya besar dan memungkinkan untuk melakukan KORUPSI… !!!!
Hah…ironis banget ternyata gaji udah besar tetap aja korupsi. Sementara TNI Polri yang berjuang mempertaruhkan jiwa raga dengan loyalitas tinggi malah tidak dapat penghargaan yang layak. Lagian gak jaminan khan kalo udah digaji tinggi trus gak korupsi nyatanya si Gayus korupsinya gak tanggung-tanggung. Sebenarnya semuanya kembali kepada moral personil. Meskipun pekerjaan penuh dengan godaan duniawi tapi kalo moralnya baik , kuat …. Insya Allah tidak tergoda untuk korupsi. Tapi….kalo memang dasarnya mental korupsi mau gaji besar atau kecil tetap saja maunya korupsi melulu….
Bang Remon tahap pertama akhirnya turun juga jumlahnya bagi kami lumayan 2,5 gaji karena merapel 5 bulan, memang sih tidak sebesar berita yang beredar selama ini ( berita yang beredar khan jumlahnya fantastis banget tuh..) tapi berapa pun jumlahnya aku syukuri. Dana ini lumayan buat mengganti biaya pindahanku dari Makassar ke Magelang , setengahnya lagi masuk tabungan sebagai dana Cadangan.
Tiga bulan kemudian Bang remon tahap ke2 turun jumlahnya memang tidak sebesar tahap pertama karena cuma 3 bulan, setelah dipotong zakat utk anak yatim semua dana kami masukkan ke tabungan lagi. Aku bukan tipe orang yang gila belanja, memang aku lihat beberapa teman sibuk belanja dan jalan-jalan setelah terima bang Remon. Itu hak mereka, itu uang mereka juga jadi mau diapain silakan saja… Hanya saja karena aku punya proyek masa depan yang membutuhkan dana yang tidak sedikit, maka aku merasa perlu untuk menginvestasikan sebagian penghasilan suamiku. Terutama uang kaget yang diluar gaji biasanya gak aku utak-atik dan itu sudah aku lakukan sejak kami menikah. Dari mulai honor mengajar ( waktu dinas di Akmil), rapelan macam2, bahkan sampai uang arisan dan sekarang bang Remon, aku selalu menginvestasikan mula-mula berupa tabungan di Bank, setelah agak lumayan jumlahnya aku alihkan sebagian ke emas dan rumah. Tujuanku jelas untuk proyek masa depan. Tugas suami yang pindah-pindah dan berulang kali harus mengikuti pendidikan, juga biaya pendidikan anak nantinya , semua itu membutuhkan dana yang tidak sedikit, kalo minta orang tua..malu dong! Padahal kalo minta pasti dikasih, tapi masa sih mau nyusahin orang tua terus, mesti pinter-pinter mengelola keuangan. Tabungan di Bank untuk rencana jangka pendek, untuk yang jangka panjang aku memilih investasi rumah dan emas, karena yang pasti nilainya bisa mengikuti laju inflasi, kalo semua dalam bentuk uang yang nilainya tidak dapat mengikuti laju inflasi maka semakin lama nilainya akan turun begitu kata Bang Safir Senduk ahli keuangan, mohon maaf kalo ada yang salah bang….
Si Bang Remon yang katanya akan turun tiap 3 bulan ini kami rencanakan untuk investasi rumah lagi-lagi proyek masa depan, kalo untuk hidup sehari-hari tetap saja pake gaji biasanya sebelum ada bang remon. Meskipun si Bang remon sudah turun tapi tetap saja mengikuti filosofinya PRAJURIT…PRAsojo, JUjur dan iRIT he…he…he… Lagian kalo kita selalu berusaha mensyukuri apapun yang kita terima Insya Allah kita akan bahagia, tidak perlu melihat keatas masih banyak saudara-saudara kita yang taraf kehidupannya jauh di bawah kita. Kuncinya : Syukuri apa yang ada, dan lihatlah apa yang terjadi anda akan bahagia…( kata Mario Teguh , maaf kalo salah kutip pak Mario)

0 komentar:

Posting Komentar